Properti

03 Maret 2010

KISAH PENGUSAHA CANTIK YANG PUNYA TIGA SUAMI DALAM SATU RUMAH

Ini sebuah kisah yang lagi panas di Surabaya. Seorang pengusaha rumah makan asal jawa timur bernama Sania diduga punya nafsu seks kuda sehingga tak risih memadukan tiga lelaki di warungnya. Yang pertama adalah seorang mandor proyek asal satu kampungnya. Lelaki inilah yang mengajak Sania ke Surabaya dan merintis usaha rumah makan.
Yang kedua adalah seorang aparat. Lelaki ini kenal dengan Sania di warungnya. Pandangan pertamanya membuat Sania jatuh cinta. Tak sampai setahun berzinah, akhirnya mereka menikah. Saat Sania dan aparat ini mau nikah, Sania mengancam suami pertamanya. Kalau dilarang nikah lagi, maka suami pertama itu akan "ditendang". Karena takut dicerai, suami pertama ini mengalah dan mengizinkan Sania menikah lagi.
Uniknya, auami kedua ini juga diajak tinggal di rumah belakang depotnya. Jadi, mereka harus bergiliran meniduri Sania. Walau begitu, Sania belum juga puas.
Buktinya, dia masih mau diajak keluar oleh lelaki. Sania pun sering berpura-pura ke pasar, padahal dia janjian dengan lelaki yang mengajaknya ke hotel. Namun untuk lelaki iseng seperti ini, Sania biasanya minta bayaran. Tapi, tarifnya tidak mengikat.
Lantas bagaimana kisah suami ketiganya, yang kini merasa tidak puas dan akhirnya membeber kasus ini ke media surat kabar ?
Ternyata pegawai bank ini juga kenal di warungnya. Saat ini pegawai bank yang biasa disapa Pak Sapto itu iseng mampir ke warungnya sepulang mengejar debitur yang nunggak kredit. Saat membawakan makanan, Pak Sapto melihat pedagangnya begitu cantik. Body'nya juga aduhai. Pak Sapto yang sejatinya sudah punya anak istri akhirnya terpikat. Dia pun iseng minta nomer ponsel Sania dengan alasan akan telpon bila ingin makan kesana lagi. Sania sendiri tak pelit dengan nomer Hp. Usai makan, Pak Sapto sempat melempar senyum. Sania pun membalasnya dengan senyum manisss sekali. "Saat itulah awalnya saya tidak bisa melupakan kecantikan dia. Sampai lupa anak istri,"kata Pak Sapto.
Singkat cerita, keesokan harinyaPak Sapto iseng nelpon Sania siang hari. Sania waktu itu megaku sudah punya dua suami dan secara bercanda dia bilang mencari suami ketiga. Pak Sapto pun dengan bercanda menawarkan diri jadi suaminya yang ketiga.
Dari iseng ternyata direpon serius. Pak Sapto awalnya cuma bercanda. Tapi Sania malah menganggapnya serius. Mereka pun kemudian menyusun jadwal kencan. Tapi saat itu Pak Sapto tidak tahu kalau Sania sudah punya dua suami.
Pagi-pagi Sania sudah berdandan rapi, wajahnya yang cantik dibaluri sedikit bedak dan lipstik tipis. Wanita ini menunggu kedatangan Pak Sapto yang jani mampir sambil lewat ke kantor. Sementara dua suaminya sibuk dengan urusannya masing-masing. Yang mandor proyek duduk santai sambil ngopi dan mengisap rokok. Yang jadi aparat sibuk mengelap mobil.
Pak Sapto pun ternyata benar-benar datang. Tapi karena dia tak tahu kalau dua laki-laki yang "sibuk" di rumah makan itu adalah suami Sania, Pak Sapto dengan sedikit genit menyapa Sania yang sedang duduk di kursi depan. Bahkan dengan nada guyon dia bilang dirinya sempat mimpi indah semalam, yakni memimpikan Sania yang cantik. "Ya, waktu itu saya tidak tahu kalau dua lelaki itu adalah suaminya. Saya kira dia (Sania) janda dan dua lelaki itu anak buahnya," ucap Pak Sapto.
Saat Pak Sapto menggoda Sania, yang digoda juga tak memberi tanda bahaya sehingga Pak Sapto kembali nyerocos. Bahkan mulai berani colak-colek sambil memuji-muji kecantikan Sania. Pak Sapto makin berani dan mengira tak ada saingan sehingga dengan santai menawari Sania jalan. Bahkan saat duduk berhadapan sambil minum teh di kursi beton, mata Pak Sapto begitu nakal melirik paha Sania yang mulus. Kebetulan saat itu Sania memakai rok agak pendek. Sehingga saat duduk sedikit tertarik keatas. "Saya memang mulai tergila-gila dengan dia saat melihat anunya. Dia sengaja membuka pahanya sampai melihat CD'nya,"ucapnya.
Dari pertemuan itulah Pak Sapto tergila-gila hingga lupa anak istrinya. Di lain pihak, Sania juga mulai menjerat Pak Sapto dengan maksud menjadi suami ketigaya. Wanita berwajah cantik itu seperti ingin mengoleksi lelaki di rumahnya. Uniknya, suami-suami sebelumnya tak berani melarang. Bahkan ketika mereka dikasih giliran kencan pun tak ada yang berani protes.
Munculnya Pak Sapto jadi suami ketiga ternyata tidak mampu menghentikan sepak terjang Sania. Wanita cantik itu seperti selalu kekurangan urusann ranjang. Bahkan masih suka melirik brondong.
Sebagai suami ketiga yang dinikahi siri oleh Sania membuat Pak Sapto sedikit risih tinggal di satu rumah. Pak Sapto pun hanya bertahan tiga hari tinggal di rumah itu bersama dua madunya serta empat anak yang tak jelas siapa bapaknya. Yang pasti, mereka lahir dari rahim Sania.
Dalam selama tiga hari berada di rumah belakang depot tersebut, Pak Sapto cuma dapat giliran sekali tidur bersama Sania. Itu pun siang hari saat mandor proyek bekerja dan suami keduanya bertugas. Padahal Pak Sapto berstatus pengantin baru yang butuh bulan madu. Tapi Sania tak pandang bulu. Dia begitu ketat mengatur jadwal suaminya untuk urusan ranjang.
Setelah lewat tiga hari, Pak Sapto kembali pulang ke istri dan anaknya. Namun keluarganya tidak tau sama sekali kalau Pak Sapto di luar juga sudah punya istri sah. Istrinya tak curiga karena saat Pak Sapto menghilang tiga hari, dia mengaku bertugas mengejar kredit macet ke luar kota bersama atasannya.
Rupanya para suami Sania tidak disiplin saat antre mendapatkan jadwal tidur bersama Sania. Buktinya mereka sering saling serobot. Bahkan rumah tangga unik itu nyaris "meledak".
Karena suami yang berprofesi sebagai mandor proyek belum juga pulang, suami kedua yang menjadi aparat tiba-tiba menyelinap ke kamar sania. Di kamar Sania sudah setengah telanjang. Hanya pakai Bra dan CD. Namun ketika melihat yang datang bukan mandor proyek, Sania sempat tersentak. Wanita itu menanyakan, mengapa justru dia yang masuk. Tapi aparat itu tidak mau tahu. Apalagi dia sudah kebelet.
Karena sedkit dipaksa, Sania akhirnya luluh. Namun dia berhubungan intim diliputi perasaan was-was. Jangan-jangn suaminya yang mandor proyek muncul secara tiba-tiba. Dan benar saja, saat keduanya berpacu birahi, tiba-tiba pintu kamarnya diketuk. Namun sania dan suami keduanya tidak menghiraukan. Si mandor proyek pun kemudian membuka pintu kamar tersebut dengan pelan. Lucunya, dia tak terkejut melihat Sania dijongkrak oleh suaminya yang bukan dapat giliran berhubungan.
Lelaki itu kemudian duduk di kursi di sebelah meja rias sambil memperhatikan secara seksama saat Sania ditindih oleh madunya. Dan seperti adegan film blue saja, si aparat tesebut dengan santainya melanjutkan genjotannya.
Bahkan sambil menindih Sania, dia menyampaikan permintaan maaf karena mengira si mandor proyek pulang malam. "Kalau dipikir lucu sekali. Tapi saya terjerat dalam keluarga aneh itu karena memamg senang sama Sania. Hanya lelaki tidak normal yang tidak tertarik dengan dia (Sania),"ucap Pak Sapto.
Sementara Pak Sapto sendiri juga punya kisah unik saat kali pertama berhubungan badan dengan Sania. Karena tahu kalau dua lelaki di rumah itu adalah para suami Sania, Pak Sapto agak sedikit risih ketika diajak ke kamar tidur.
Bahkan saat dia mulai merangsang Sania dengan berbagai belaian dan kecupan, tiba-tiba anak Sania nomor duayang sudah kelas lima SD masuk kamar. Pak Sapto yang sudah bugil tersentak dan gugup. Namun Sania cuek saja. Juga bocah itu. Dia seperti tak melihat ibu dan ayah tirinya sedang bergumul.
Selain saling serobot daftar antrian tidur, tiga suami yang "dikoleksi" Sania juga saling cemburu. Terutama bila melihat Sania bercengkrama dengan hanya satu suaminya. Maka dua suami lainnya akan menahan api cemburu.
Menjadi suami Sania sepertinya harus tahan mental. Bagaimana tidak ? Wanita yang masih cantik di usia 42 tahun itu tak bisa menjaga perasaan suami-suaminya. Sania bahkan masih sering menggoda llaki pelanggan warungnya. Padahal kebiasaan buruk itu dilihat oleh suaminya.
Api cemburu itu juga berkobar bila Sania tidak adil memberlakukan tiga suaminya. Belakangan dia lebih lengket dengan suaminya yang aparat. Sedangkan yang mandor proyek dan pegawai bank seperti jadi penonton di rumah itu. Keduanya selalu diliputi perasaan cemburu. Terutam melihat Sania berbusana tipis keluar kamar bersama aparat itu. Bahkan Sania tidak canggung ke luar kamar dengan bertelanjang bulat (Kebetulan kamar mandinya tidak di dalam kamar).
Menurut Pak Sapto, mereka (para suami Sania) hanya bisa sedikit akur bila Sania sedang datang bulan. Ketiganya seperti senasib sepenanggungan karena sama-sama tak bisa meniduri Sania. Saat itulah mereka biasanya ngobrol soal pekerjaannya masing-masing. Dan keadaan ini bagi Pak Sapto sangat unik. Mereka para lelaki ternyata bisa dipersatukan oleh seorang wanita.
Pak Sapto seperti memendam dendam. Bahkan dia kemudian memberikan jalan kepada team investigasi media (koran) untuk menguji kelakuan Sania. Karena menurut Pak Sapto, dengan tiga lelaki yang ada di rumahnya, Sania ternyata belum puas. Dia masih mencari terus lelaki yang bisa memuaskan nafsu seks'nya.
Kemudian Pak Sapto mengatur strategi dan membuat skenario agar team investigasi media tersebut bisa berkenalan dengan Sania dan dapat membuat janji untuk berkencan. Dan akhirnya berhasil.
Pagi pukulm07.00 team investigasi koran itu sudah berkemas dan memanaskan mobil yang khusus disewa untuk menjemput Sania. Pagi itu dia memang janjian ketemu di pasar dekat terminal surabaya. Ketika dijemput di pasar Sania sempat ragu naik mobil. Dia tolah toleh ke sekeliling pasar untuk memastikan di sekitarnya tidak ada orang yang mengenalnya. Bahkan Sania sempat berlari menjauh dar posisi parkir mobil ketika melihat ada orang yang dikenalnya. Tapi begitu semua aman, dia menutup kepalanya dengan jaket lalu naik di jok bagian belakang. Mobil lari sekencangnya meninggalkan pasar ke arah selatan. Namun tak tahu mau kemana mereka berdua.
Dengan sangat terpaksa team koran itu bertanya kepada Sania, dimana kira-kira tempat yang aman untuk bersembunyi dan mencari hangat di pagi itu. Dan dengan polos Sania kemudian menyebut sebuah hotel short time di seputaran kota surabaya tersebut. Dan ternyata hotel itu benar-benar tersembunyi. Mobil juga sulit terlacak karena tersembunyi di belakang kamar. Untuk ke hotel itu harus melewati jalan khusus. Pintu untuk melarikan diri juga ada. Pokoknya hotel itu seperti di setting untuk perselingkuhan. Singkat cerita, begitu masuk kamar Sania langsung "panas". Tak seperti wajahnya yang lembut dan alim, di dalam kamar Sania seperti singa betina lapar. Tangannya langsung menyasar bagian vital. Bahkan dia tidak sabar menurunkan resleting celana team koran itu. Sania minta cepat-cepat. Katanya, biar bisa dua kali.
Tangannya begitu cekatan melepas satu persatu pakaian team koran itu. Sementara pakaiannya sendiri belum satu pun lepas dari badannya. Sania kemudian duduk di kursi meja rias sambil menyisir rambutnya. Awalnya di memang menyuruh cepat-cepat agar dalam waktu sejam berada di kamar hotel bisa berhubungan minimal dua ronde. Namun justru dia yang kemudian mengulur waktu.
Sania rupanya sengaja membuat team koran itu tidak sabaran. Karena hampir lima belas menit berada di kamar hotel, namun dia belum juga melepas pakaiannya. Sesekali dia menyingkap korden jendela untuk mengintip suasana di luar kamar. Sania seperti cemas ada yang membuntutinya saat "lari" dari pasar menuju hotel. "Saya hanya takut saja. Soalnya tak biasa beginian,"ucapnya. Pengakuan Sania itu tentu beda dengan cerita banyak lelaki yang sempat mengajaknya ke hotel.
Walau sempat mengulur-ulur waktu, namun Sania akhirnya membuka sendiri pakaiannya. Namun ketika sampai pada pakaian dalam (Bra dan CD), dia kembali berhenti. Dia seperti berat dan ragu-ragu. Apakah ini untuk menutupi belangnya sebagai wanita panggilan? Entahlah. Tapi Sania mengaku punya perasaan tak enak.
Hampir setengah jam di dalam kamar, Sania masih "bertahan" dengan Bra dan CD yang melekat di tubuhnya. Sepertinya dia perlu bantuan membuka kedua pakaian dalam tersebut. Dan benar saja, ketika koran itu merogoh kait bra tersebut, dia diam saja. Begitu pula ketika CD'nya dipelorotkan, Sania juga membisu. Namun ketika CD itu sudah turun selutut, dengan cepat dia menutup anunya dengan telapak tangan. Namun sepintas terlihat "semak" hitam nan rimbun.
Sania kemudian merebahkan tubuhnya dalam posisi miring sambil terus menutupi bagian vitalnya. Tangannya kini dipakai menutup dua gunung kembar yang mulus langsat. Dia benar-benar pintar mengendalikan emosi lawannya. Bahkan koran itu dibuat "basah" sebelum bertanding.
Saat Sania sudah siap dengan posisi menantang, koran itu malah perlu pemanasan lagi. Namun Sania mau membantu untuk membuatnya tegak. Tangannya yang halus dengan lembut mengelus-elus. Pelan-pelan "burung" yang sempat terpekur itu akhirnya berkokok kembali dan siap menunaikan tugas. Akhirnya hari itu Sania hanya sempat memberikan satu ronde. Pasalnya, saat istirahat menunggu ronde kedua, ponselnya berdering. Anaknya telpon menanyakan posisi Sania saat itu dan tanya mengapa ibunya sangat lama ke pasar. Tanpa di komando dia akhirnya bangkit dan cepat-cepat memakai kembali pakainnya.
Pak Sapto sendiri tak tahu kalau istrinya (Sania) masih suka kelayapan mencari lelaki lain. Namun suami ketiga yang bekerja di sebuah bank swasta ini merasa curiga karena Sania sering telat pulang dari pasar.
Menjadi suami ketiga dan dalm posisi tersisih membuat Pak Sapto ingin berontak. Namun pak Sapto bilang tidak enak melakukan kekerasan kepada Sania. Dia juga tak begitu ngotot minta jatah ranjang bila Sania sendiri malah cuek kepadanya. Pemberontakan itu hanya bisa dia lakukan dengan mebongkar skandal "panas" di depot milik Sania tersebut.
Ketika pak Sapto diberitahu bahwa banyak lelaki lain yang sudah memboking Sania ke hotel, Lelaki berkumis tipis itu langsung terkejut. Tatapannya pun tiba-tiba kosong. Dia kemudian mengingat-ingat kembali kejadian sebelumnya. Saat dia dapat giliran bobok dengan Sania. Menurut pak Sapto, suatu siang 11.00 wib di hari minggu, pak Sapto sejatinya dapat shift berhubungan badan dengan Sania. Namun istrinya itu belum juga pulang dari pasar. Padahal Sania pergi ke pasar sekitar pukul 08.00. Logikanya, dengan belanjaan tidak begitu banyak dan jarak pasar yang relatif dekat, Sania sebenarnya tak lebih dari sejam ke pasar. Namun mengapa dia baru pulang jam sebelas lebih ?
Lebih mencurigakan lagi, ketika Pak Sapto mau mengajak ke kamar, Sania malah mengulur-ulur waktu. "Ada saja alasannya saat itu. Bilang mau minumlah, mau mandilah. Padahal pagi-pagi sebelum ke pasar dia sudah mandi,"ucap pak Sapto.
Dengan agak memaksa Pak Sapto akhirnya berhasil menggiring Sania ke kamar. Saat itu dua suami lainnya sedang tidak ada di rumah. Pak Sapto yang sudah tidak tahan langsung memereteli wanita cantik tersebut.
Namun apa yang keudian dilihatnya ? Ternayat CD Sania sudah sedkit basah. Bahkan pas dibagian anunya terlihat ada bekas cairan kental yang mulai mengering. Tapi karena sudah tak tahan, Pak Sapto langsung "mengahajar" Sania dengan jurus mabuk. Saat "pedang" Pak Sapto mulai menancap, ada perasaan aneh dirasakannya. "Kok licin sekali ? tidak seperti biasanya. Saat itu saya kira dia sudah bernafsu sekali sehingga keluar lendir,"ucapnya.
Kejanggalan demi kejeanggalan di rumah Sania membuat Pak Sapto gerah. Selain jatah untuk dirinya mulai berkurang, Sania juga sering membuat dirinya tersinggung dan sakit hati.
Wajahnya yang cantik, tutur bahasanya yang lembut dan santun ternyata kontras dengan sikap asli Sania. Wanita asal jawa timur itu ternyata kejam, terutama bila para suaminya tidak tunduk dengan aturan yang dia buat.
Misalnya, untuk jatah uang bulanan. Walau sudah mengelola sendiri rumah makan tersebut, Namun Sania masih tetap "memajaki" para suaminya. Suami pertama, yang berprofesi sebagai mandor proyek, harus nyetor bulanan sebesar Rp. 1 juta. Yang aparat lebih ringan. Padahal dia paling dominan di ruma itu. Bahkan paling sering kebagian jatah ranjang.
Semtara PAk Sapto juga diwajibkan menyetor Rp. 1 juta sebulan. Namun Pak Sapto sering melanggar kewajiban. Pasalnya, uang gajinya di sebuah bank swasta diterima istrinya di rumah. Jadi, pinter-pinter Pak Sapto menyisihkan tunjangan di kantor untuk setoran ke Sania. Soalnya, kalau sampai tidak nyetor sama sekali, berarti jatah ranjang akan terancam. Saya seperti kena pelet. Gak ingat rumah gak ingat istri. Pingin kesana trus sampai anak-anak di rumah tak terurus,"ucap Pak Sapto dengan nada penyesalan. Namun dia seperti tidak bisa lari dari kungkungan Sania.
Pernah suatu ketika Pak Sapto tak datang tiga hari. Pak Sapto mengira Sania bakal cuek. Namun kenyataannya, wanita itu marahnya minta ampun. Bahkan mencaci maki di depan suaminya yang lain. Tapi malamnya, Sania berubah lagi menjadi bidadari penggoda yang membuat kemarahan Pak Sapto langsung hilang. Apalagi kalau bukan dikasih jatah ranjang.
Bahkan sejak sore Sania sudah menggoda Pak Sapto agar tidak cemberut terus. Dan begitu siang berubah malam, Sania langsung menuntunnya ke kamar. Bahkan dengan pintu tak terkunci keduanya terlibat pergumulan panas. Sementara dua suaminya duduk-duduk di luar seperti menunggu giliran. Bahkan seorang dari mereka sempat melintas di depan kamar tak terkunci itu sambil suit-suit. Unik memang. Sania tak merasa malu, Sementara Pak Sapto diliputi nafsu berlebihan, sehingga ikiut-ikutan pongah.
Mengapa Pak Sapto mau membeber aib dirinya ? Mengapa dia membongkar skandal "panas" di rumah makan tersebut ? Dan mengapa Pak Sapto seperti mulai jijik dengan Sania ?
Walau pernah senang, namun Pak Sapto tak kasihan membongkar kebusukan Sania. Dia juga tak risih menceritakan pengalaman pribadinya selama hampir setahun menjadi suami ketiga wanita berparas cantik tersebut. Pak Sapto bahkan mengaku plong karena bisa lepas dari kungkungan Sania, wanita haus seks asal Jatim tersebut.
Apa yang kemudian membuat PAk Sapto jijik ? Ternyata bukan karena dia harus berbagi cinta dengan dua madunya. Sebagai rumah tangga poliandri unik, Pk Sapto mengaku sadar bahwa dia telah terjebak kelembah nista. Pak Sapto mulai merasa jijik karena "modal" Sania sudah tak seperti dulu lagi. Bagian vitalnya, yang dulu begitu mengesankan, kini mulai berubah bentuk. Bahkan ada lapisan dan kerutan-kerutan aneh muncul di bagian vitalnya. Bahkan PAk Sapto mengilustrasikan anunya Sania seperti bekicot (siput besar). "Sudah tidak seperti dulu. Terakhir saya berhubungan dengan dia sekitar sebulan lalu, itunya mekar jadi seperti bekicot,"ucapnya enteng.
Mengapa bisa seperti itu ? Pak Sapto memperkirakan karena Sania terlalu hyperseks. Bahkan sehari bisa berhubungan badan sampai tiga kali. Bila sehari saja tidak di kasih jatah, Sania akan berubah uring-uringan.
Namun selama Pak Sapto menjadi suami ketiga disana, dia justru paling sedikit mendapat jatah ranjang.Bahkan seminggu hanya dikasih dua kali.
Pak Sapto sendiri tak berani banyak menuntut jatah ranjang. Bahkan seminggu hanya dikasih dua kali.
PAk Sapto sendiri tak beani banyak menuntut jatah ranjang. Maklum,Sania mengaku selalu kurang puas bila berhubungan dengan Pak Sapto. "Dia sendiri yang ngomong, katanya punya saya paling kecil diantara tiga suaminya. Say tahu diri saja. Mungkin dengan begitu saya jadi tidak terjebak lama disana, hahaha.. "kata Pak Sapto sambil tertawa.
Pak Sapto mengaku dirinya jatuh cinta karena terlena dengan kecantikan Sania. Dia sendiri tak tahu kalau saat itu Sania sudah punya dua suami. Pasalnya, saat kenalan Sania mengaku janda. Padahal saat kenalan itu satu suaminya ada di situ. Namun leleaki itu tak marah sedikitpun. "Saya heran, kita tak pernah marah sam dia. Orangorang juga melihat kita seperti akur-akur saja. Padahal tidak seperti itu, ucap nya.
Dari informasi yang didengar Pak Sapto, Sania kini sedang memburu seorang lelaki yang hendak dijadikan sebagai suami keempat. Katanya, yang sedang diburu itu adalah lelaki setengah tua berstatus duda. Lelaki itu pernah mengajaknya ke hotel dan kabarnya lelaki itu kini paling sering nongkrong di warungnya.
Kisah Pak Sapto bersama Sania berakhir sad ending. Kini hanya penyesalan yang menggumpal di dadanya. Sayangnya penyesalan itu campur aduk dengan obsesinya untuk balas dendam.
Dulu pernah bersama dan saling mencintai, namun belakangan Pak Sapto berubah bengis. Dia bahkan menceritakan kemana-mana kelakuan Sania, istri sirinya yang kini jarang memberi jatah ranjang. Yang unik, Pak Sapto juga "menjual" Sania kepada banyak lelaki. Katanya, dia ingin balas dendam atas perlakuan Sania kepadanya.
Pak Sapto juga "menjual" Sania kepada temannya, seorang lelaki duda yang kini sering nongkrong di warung Sania.
Sepertinya dia seorang wiraswasta. Bawaannya juga mentereng, yakni sedan mengkilap warna hitam. Lelaki itu bahkan sering membututi Sania kemana pun pergi.
Bahkan saat Sania ke dapur untuk mengambil sambel, juga dibuntutinya. Padahal, dua suaminya yang masih aktif, sedang seliwar-seliwer di ruangan sebelah. Koran itu pun sampai risih melihatnya.
Tapi dasar nekat, Sania terlihat jadi agak lumer. Menurut Pak Sapto, temannya itu sudah pernah mengajak Sania jalan. Namun belum berhasil menggagahi Sania. Pasalnya, saat mau masuk kamar hotel, ada teman Sania yang melihatnya. Temannya itu diduga sedang selingkuh juga. Namun Sania langsung minta pulang karena terlanjur malu dan takut kepergok.
Karena belum "dapat"itulah teman Pak Sapto terus memburu Sania. Padahal antara Pak Sapto dan temannya itu sejatinya menyusun skenario untuk mempermalukan Sania. Dia mau membalaskan sakit hati Pak Sapto yang hanya diperah uangnya namun jarang dikasih jatah ranjang. "Dia (Sania) memag sangat hati-hati sekali. Kelihatannya seperti sangat alim, tapi buktinya dia bisa dibawa ke hotel. Saya pun baru percaya kalau dia nakal ketika saya suruh teman untuk merayu dan mengajaknya ke hotel, ucapnya.
Suatu siang, lelaki duda itu kembali berhasil membawa Sania keluar. Kali ini mereka cari hotel melati, di daerah pinggiran surabaya. Sementara Pak Sapto juga sudah lebih dulu ke hotel tersebut dan ngumpet di sebuah kamar yang sengaja disewa untuk mengintai Sania.
Singkat cerita, setelah lelaki duda itu selesai ngejos dan keluar kamar, saat itulah Pak Sapto muncul dan pura-pura tak kenal dengan lelaki duda itu. Pak Sapto langsung melotot dan meludahi Sania. Sedangkan Sania tidak bisa berbuat banyak selain lari dan minta segera pulang.
Sementara PAk Sapto kemudian mengirim SMS kepada dua suami Sania mengabarkan bahwa istrinya masuk hotel bersama lelaki lain. Kabar terakhir yang terdengar, kedua suami Sania itu tidak marah. Bahka menyebut Pk Sapto melakuka fitnah.

  ©Template by Dicas Blogger.